Tuesday, 12 May 2009

Sumbangan Sang Ilmuwan (Al-Khazini)

Al-Khazini sungguh luar biasa. Ilmuwan Muslim dari abad ke-12 M itu tak hanya mencetuskan sejumlah teori penting dalam fisika dan astronomi. Namun, dia juga berhasil menciptakan sejumlah peralatan penting untuk penelitian dan pengembangan astronomi. Ia berhasil menemukan sekitar tujuh peralatan ilmiah yang terbilang sangat penting.

Ketujuh peralatan yang diciptakannya itu dituliskannya dalam Risala fi'l-alat atau Manuskrip tentang Peralatan. Ketujuh alat yang diciptakannya itu adalah triquetrum, dioptra, perlatan segi tiga, quadran dan sektan, astrolab serta peralatan asli tentang refleksi.
Selain berjasa mengembangkan fisika dan astronomi, al-Khazimi juga turut membesarkan ilmu kimia dan biologi. Secara khusus, dia menulis tentang evolusi dalam kimia dan biologi. Dia membandingkan transmutasi unsur dengan transmutasi spesies.

Secara khusus, al-Khazini juga meneliti dan menjelaskan definisi ''berat''. Menurut dia, berat merupakan gaya yang inheren dalam tubuh benda-benda padat yang mnenyebabkan mereka bergerak, dengan sendirinya, dalam suatu garis lurus terhadap pusat bumi dan terhadap pusat benda itu sendiri. Gaya ini pada gilirannya akan tergantung dari kerapatan benda yang bersangkutan.

Al-Khazini juga mempunyai gagasan mengenai pengaruh temperatur terhadap kerapatan, dan tabel-tabel berat spesifiknya umumnya tersusun dengan cermat. Sebelum Roger Bacon menemukan dan membuktikan suatu hipotesis tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat bumi, al-Khazini lebih dahulu telah mendalaminya.

Al-Khazini pun telah banyak melakukan observasi mengenai kapilaritas dan menggunakan aerometer untuk kerapatan dan yang berkenaan dengan temperatur zat-zat cair, teori tentang tuas (pengungkit) serta penggunaan neraca untuk bangunan-bangunan dan untuk pengukuran waktu.

Lomba Penulisan Essay HIV & AIDS (untuk mahasiswa, wartawan, dan umum)


/** from all to all */


Lomba Penulisan Essay tentang HIV & AIDS terbuka untuk untuk mahasiswa, wartawan, dan umum.

TEMA PENULISAN

1. Pengurangan Dampak Buruk Narkotika Suntik

2. Anti Stigma dan Diskriminasi

3. Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual

4. Program Pemakaian Kondom

5. Pengobatan, Dukungan, dan Perawatan (CST)

KETENTUAN LOMBA

  • Kategori Peserta: Wartawan, Mahasiswa, dan Umum
  • Panjang Tulisan tidak lebih dari 1500 kata
  • Jenis huruf yang digunakan Times New Roman ; size 12 pt ; paragraph 1,5
  • Tulisan dikirim dalam bentuk softcopy dengan scan KTP ke lombatulis09@aidsindonesia.or.id atau dalam bentuk hardcopy dengan fotocopy KTP dikirimkan ke Panitia Lomba dengan alamat :

Menara Eksekutif Lt.9, Jl. M.H. Thamrin Kav.9, Jakarta Pusat 10330

paling lambat 31 Mei 2009 dengan cap stempel POS.

HADIAH UNTUK SEMUA KATEGORI

  • JUARA I : Uang 10 juta rupiah – Tiket PP + akomodasi + biaya registrasi untuk mengikuti konferensi AIDS Asia Pasifik (ICAAP) ke IX di Bali
  • JUARA II : Uang 7,5 juta rupiah
  • JUARA III : Uang 5 juta rupiah

CONTACT PERSON : Aldo (021) 990 39647

Or click:

http://www.aidsindonesia.or.id

Monday, 11 May 2009

Facebook Bikin Gebrakan Baru di Homepage


Facebook membuat gebrakan baru. Pada Jumat (08/5) kemarin, Facebook telah membuat sedikit tambahan fitur di bagian homepage, yang mungkin juga kurang disadari oleh kebanyakan pengguna Facebook. Tambahan fitur tersebut berupa tampilan peringatan "Show (number) new posts", setelah user membuka situs jejaring social tersebut untuk beberapa saat, dan beberapa teman telah mem-posting pesan status baru, link atau apapun yang dilakukan oleh user. Menurut CNET, fitur ini adalah salah satu yang pernah dilupakan Facebook sejak pertama kali mendesain kembali homepage-nya.

Fitur tambahan ini telah dimulai di awal bulan Mei ini, yang juga telah diumumkan dalam bog resmi Facebook. Namun, sayangnya fitur ini tidak tampil di setiap account user dengan segera. Menurut Facebook, fitur tampilan jumlah posting tersebut merupakan fitur yang paling banyak diminta user, ketika desain baru Facebook pertama kali dirilis. Situs jejaring social baru tersebut menyebut fitur itu dengan “Auto Refresh”, namun term tersebut justru sedikit menyesatkan, karena tidak sepenuhnya me-referesh homepage Facebook user.

Fitur tersebut sebenarnya mirip dengan yang ada Twitter. Fitur baru Facebook ini juga sama jenisnya dengan “Reload Alert” yang sering dijumpai di query Twitter Search atau di interface lain seperti dashboard Tumblr. Namun, sejauh ini fitur di Twitter.com tersebutlah yang telah menginspirasi desain homepage Facebook tersebut. Mungkin masih ada hal lain yang akan ‘diambil’ dari Twitter, yang kemudian akan diaplikasikan di Facebook.

from : http://www.beritanet.com/

Friday, 8 May 2009

Nikmatnya Su’udzon !

         Hidup adalah hal yang sangat menyenangkan bila kita dalam keadaan berkumpul dengan teman-teman kita. Memang adakalanya kita suka atau kadang kurang berkenan dengan sikap teman kita. Salah satu perilaku yang biasa kita lakukan dengan teman kita adalah membicarakan teman atau orang lain yang tidak ada di tempat tersebut. Ada kalanya membicarakan/mendiskusikan kebaikannya atau ada kala juga kita enjoy dan menikmati pembicaraan tentang keburukan orang lain.

         Membicarakan orang lain biasanya kita tidak asing mengenalnya dengan gosip atau ngrasani kalau dalam bahasa jawa. Memang kalau membicarakan kebaikannya sehingga kita termotivasi untuk lebih baik itu ada baiknya buat kita, tapi kalau kita lebih sering su’udzon atau berburuk sangka terhadap perilaku teman kita itu memang tidak dianjurkan oleh agama atau bahkan psikolog. Tapi kenapa kita cenderung lebih senang menikmati diri dalam hawa su’udzon?

         Su’udzon atau berburuk sangka dengan orang lain memang nikmat, kadang kalau sudah terbiasa setiap perbuatan atau perilaku teman kita yang kelihatannya tidak seperti biasa, kita secara refleks mental langsung su’udzon kepadanya dengan men-judge perilaku teman kita itu tidak menguntungkan (secara psikologis) bagi kita. Kadang kita akan lebih suka su’udzon atau negatif thingking kepada seseorang daripada husnudzon atau positif thingking. Seakan mengalir saja rasa su’udzon kita itu bila mendengar atau melihat sesuatu perilaku seseorang yang janggal. Apakah hal ini sudah mendarah daging dalam jiwa kita?

         Memang tak dapat dipungkiri, hal buruk atau kurang baik kadang pada sebagian orang lebih friendly atau mudah kita serap daripada hal yang baik. Begitu juga dengan su’udzon, hal ini kadang tak terasa terbersit saja dalam fikiran kita atau tiba-tiba terucap atau mungkin menjadi hal yang biasa di saat kita sedang asyik berkumpul dengan teman kita. Ketika tengah asyik bersu’udzon ria kadang akan sulit melihat sisi-sisi baik dari korban yang kita jadikan objek su’udzon. Kita akan tersa sulit melihat kebaikan yang sebenarnya lebih sering dilakukannya.

         Lalu bagaimanakah agar kita tidak biasa dengan su’udzon? Sebenarnya sesuatu yang baik dan yang anda ingin lakukan untuk mempengaruhi orang lain adalah harus dimulai dari dalam diri anda sendiri baru keluar mempengaruhi orang lain. Sebenarnya su’udzon bisa jadi merupakan kebiasaan kita ketika menerima informasi yang berkembang. Banyak cara sebenarnya yang bisa dikaukan untuk mengurangi atau bahkan mengusir kebiasaan su’udzon kita.

         Komitmen yang kuat dari dalam diri pribadi kita sendiri adalah sesuatu yang penting, tanpa adanya komitmen dari dalam ranah jiwa & fikiran kita, hal yang ingin kita nyatakan atau perbuat terbaik untuk hidup kita akan sulit tercapai. Walaupun kadang perubahan baik di luar akan mempengaruhi jiwa negatif kita untuk keluar. Bila perubahan su’udzon menjadi husnudzon atau negetif menjadi positif thingking dalam diri menjadi nyata, maka kita haruslah memahami manfa’at yang besar dari sikap husnudzon atau positif thingking yang akan kita bangun. Jika kita mengetahui betapa besar manfa’at dari positif thingking di dalam kehidpan kita sehari-hari, maka kita akan semakin mempunyai tekad yang kuat untuk berubah.

         Sahabat, setelah kita mengetahui manfa’at yang besar positif thingking maka selanjutnya kita lalu merenungi bahwa perubahan besar harus segera terjadi dalam diri kita, selanjutnya kita langsung mencoba mempraktekkan teori positif thingking kita menjadi kenyataan. Memang tidak langsung akan menerima hasil yang positif secara serta merta begitu saja, namun memang semua itu ada masa yang harus dilalui. Waktu perubahan sedikit demi sedikit ini haruslah kita jalani agar kita terbiasa dengan sikap husnudzon kita baik pada saat sendiri maupun pada saat berkumpul dengan teman-teman kita.

          Sahabat, hal yang baik yang sebaiknya kita lakukan agar mengistiqomahkan kita adalah dengan membaca buku atau mendengarkan hal atau ceramah agama yang dapat memotivasi kita di awal pagi. Selanjutnya pada waktu malam setelah melalui penatnya aktivitas kita melakukan evluasi diri apa yang telah kita kerjakan, apakah kita masih ada sikap yang menikmati su’udzon atau bahkan ada perubahan kecil yang berarti bagi kita.