Menanggulangai Bencana dengan Teknologi berbasis Iman
Oleh : Neezam *
Menurut nenek moyang kita, Indonesia adalah sebuah negeri yang sangat subur, gemah ripah loh jinawi, konon apabila tongkat tertancap di tanah maka akan tumbuh menjadi pohon. Tapi seolah kesuburan itu bak dongeng di siang bolong, dengan rintih gelandangan di bawah kolong.
Kesuburan negeri ini telah menjadi ranting kering yang setiap kemarau mengekspor asap kebakaran ke negeri tetangga. Dan setiap penghujan datang, rumah kita tergenang banjir hinggga hanya tampak atap saja. Kasus illegal logging dan illegal fishing yang tak bisa dikontrol pemerintah, ditambah lagi hegemoni kepentingan asing yang memeras kekayaan tambang Indonesia dengan kemutakhiran teknologi yang mereka miliki, turut menambah kegetiran kaum dhuafa yang sebenarnya itu adalah hak mereka sebagai mustahiq zakat.
Inilah Indonesia kini yang dikelola oleh tangan-tangan dzolim. Yang mengabdi kepada perut dan rekening mereka sendiri. Kerusakan alam yang menyengserakan rakyat banyak tak meluluhkan hati mereka agar segera bertaubat. Hingga nampak benar Firman Allah pada QS 2:12
Menurut nenek moyang kita, Indonesia adalah sebuah negeri yang sangat subur, gemah ripah loh jinawi, konon apabila tongkat tertancap di tanah maka akan tumbuh menjadi pohon. Tapi seolah kesuburan itu bak dongeng di siang bolong, dengan rintih gelandangan di bawah kolong.
Kesuburan negeri ini telah menjadi ranting kering yang setiap kemarau mengekspor asap kebakaran ke negeri tetangga. Dan setiap penghujan datang, rumah kita tergenang banjir hinggga hanya tampak atap saja. Kasus illegal logging dan illegal fishing yang tak bisa dikontrol pemerintah, ditambah lagi hegemoni kepentingan asing yang memeras kekayaan tambang Indonesia dengan kemutakhiran teknologi yang mereka miliki, turut menambah kegetiran kaum dhuafa yang sebenarnya itu adalah hak mereka sebagai mustahiq zakat.
Inilah Indonesia kini yang dikelola oleh tangan-tangan dzolim. Yang mengabdi kepada perut dan rekening mereka sendiri. Kerusakan alam yang menyengserakan rakyat banyak tak meluluhkan hati mereka agar segera bertaubat. Hingga nampak benar Firman Allah pada QS 2:12
Mari Mencontoh Jepang
Pertama kali yang ditanyakan Hirohito ketika Nagasaki dan Hiroshima diobrak-abrik Little Boy bukanlah berapa lading yang hancur? Juga bukan kerugian asset Negara. Dengan penuh semangat Ia bertanya kepada setiap Kepala Desa, " berapa Guru yang masih tersisa ?".
Apa yang pertama kali kita tanyakan ketika Tsunami dan Gempa melanda Indonesia ?
Kuasai Teknologi
Anda memegang teknologi, maka asset mentah Negara tak akan lari ke luar negeri. Buat apa ada Pertamina, juga jangan lupa kita punya PT Dirgantara Indonesia. Semua menunggu tenaga muda anda. Singsingkan lengan baju, stop pacaran yang melenakan, belajar sungguh-sungguh, abdikan ilmu untuk nusantara, membangun Indonesia tercinta.
Jika teknologi dalam genggaman kita, Indonesia aka disegani. Misalkan saja kita menguasai Teknologi Kemiliteran, Ambalat tak akan berani diusik oleh Malaysia. Jika teknologi pertanian sudah menjadi milik kita, buat apa mengekspor beras lagi, toh kita telah menjadi lumbung padi, inilah yang diimpikan Indonesia di tahun 2010.
Satu lagi jika kita menguasai teknologi pemetaan sumberdaya alam atau yang lebih dikenal dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) maka berbagai kasus eksploitasi sumber daya alam bukan hanya bisa dicegah, tapi juga diberantas. Dengan teknologi ini juga kita bias memenej konsolidasi dan evakuasi korban bencana.
Pertama kali yang ditanyakan Hirohito ketika Nagasaki dan Hiroshima diobrak-abrik Little Boy bukanlah berapa lading yang hancur? Juga bukan kerugian asset Negara. Dengan penuh semangat Ia bertanya kepada setiap Kepala Desa, " berapa Guru yang masih tersisa ?".
Apa yang pertama kali kita tanyakan ketika Tsunami dan Gempa melanda Indonesia ?
Kuasai Teknologi
Anda memegang teknologi, maka asset mentah Negara tak akan lari ke luar negeri. Buat apa ada Pertamina, juga jangan lupa kita punya PT Dirgantara Indonesia. Semua menunggu tenaga muda anda. Singsingkan lengan baju, stop pacaran yang melenakan, belajar sungguh-sungguh, abdikan ilmu untuk nusantara, membangun Indonesia tercinta.
Jika teknologi dalam genggaman kita, Indonesia aka disegani. Misalkan saja kita menguasai Teknologi Kemiliteran, Ambalat tak akan berani diusik oleh Malaysia. Jika teknologi pertanian sudah menjadi milik kita, buat apa mengekspor beras lagi, toh kita telah menjadi lumbung padi, inilah yang diimpikan Indonesia di tahun 2010.
Satu lagi jika kita menguasai teknologi pemetaan sumberdaya alam atau yang lebih dikenal dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) maka berbagai kasus eksploitasi sumber daya alam bukan hanya bisa dicegah, tapi juga diberantas. Dengan teknologi ini juga kita bias memenej konsolidasi dan evakuasi korban bencana.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.
KEMAMPUAN SIG
Memetakan Letak
Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer bangunan, dan layer customer (gambar 1). Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya.
Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti halnya melakukan query terhadap database, untuk kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari dimana letak suatu daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunakan seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari tempat-tempat penting dan lainnya yang ada di peta.
Orang dapat pula melihat pola-pola yang mungkin akan muncul dengan melihat penyebaran letak-letak feature, misalnya sekolah, pelanggan, daerah miskin dan sebagainya.
Memetakan Kuantitas
Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding database biasa.
Orang sering memetakan kuantitas, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding database biasa.
Memetakan Kerapatan ( Densities )
Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah besar seperti sensus atau data statistik daerah. Dalam data sensus seperti gambar 3 misalnya, sebuah unit sensus yang mempunyai jumlah keluarga diatas 40 diberi warna hijau, 30-40 hijau muda dan seterusnya. Dengan cara ini orang akan lebih mudah melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya tinggi dan mana yang kepadatan penduduknya rendah.
Memetakan Perubahan
Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan. Pemetaan jalur yang dilalui badai, dapat digunakan untuk memprediksi kemana nantinya arah badai tersebut (gambar 4). Seorang manajer pemasaran dapat melihat perbandingan peta penjualan sebelum dan sesudah dilakukannya promosi untuk melihat efektivitas dari promosinya.
Memetakan Apa yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area
SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang ada diluar area. Sebagai contohnya, pada gambar 4 adalah peta sekolah, jalan, sirene dan lainnya dalam jarak radius 10 mil dari pembangkit listrik tenaga nuklir Palo
Dengan kemampuan yang sangat akurat dalam menginterpetasikan obyek, SIG diharapkan mampu membantu kegiatan manusia dalam melestarikan lingkungan hidup, sesuai amanah yang diemban manusia sebagai Khalifah di bumi.
Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah besar seperti sensus atau data statistik daerah. Dalam data sensus seperti gambar 3 misalnya, sebuah unit sensus yang mempunyai jumlah keluarga diatas 40 diberi warna hijau, 30-40 hijau muda dan seterusnya. Dengan cara ini orang akan lebih mudah melihat daerah mana yang kepadatan penduduknya tinggi dan mana yang kepadatan penduduknya rendah.
Memetakan Perubahan
Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan. Pemetaan jalur yang dilalui badai, dapat digunakan untuk memprediksi kemana nantinya arah badai tersebut (gambar 4). Seorang manajer pemasaran dapat melihat perbandingan peta penjualan sebelum dan sesudah dilakukannya promosi untuk melihat efektivitas dari promosinya.
Memetakan Apa yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Area
SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang ada diluar area. Sebagai contohnya, pada gambar 4 adalah peta sekolah, jalan, sirene dan lainnya dalam jarak radius 10 mil dari pembangkit listrik tenaga nuklir Palo
Dengan kemampuan yang sangat akurat dalam menginterpetasikan obyek, SIG diharapkan mampu membantu kegiatan manusia dalam melestarikan lingkungan hidup, sesuai amanah yang diemban manusia sebagai Khalifah di bumi.
IMPLEMENTASI SIG
Beberapa implementasi SIG yang telah dilakukan terdeskripsi seperti ulasan berikut. SIG, GPS, dan Penginderaan Jauh juga digunakan untuk keperluan lain, yang bila dituliskan di sini akan sangat membutuhkan banyak kertas.
A. Manajemen Bencana
Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) berperan penting dalam menentukan lokasi kamp pengungsi maupun fasilitas kesehatan. Data tersebut dapat digabungkan dengan data spatial dari satelit. Pada awal kejadian tsunami di Aceh, gambar satelit dari Quick Birds sangat bermanfaat untuk mengestimasikan cakupan bencana serta perkiraan sarana transportasi yang rusak. Data spatial tersebut selanjutnya digabungkan dengan informasi mengenai jumlah maupun distribusi pengungsi, ketersediaan air bersih serta bahan makanan akan memberikan masukan penting bagi koordinasi dan manajemen pada fase tanggap darurat.
Penanggulangan Bencana(pre-disaster plan)
Tsunami
SIG dengan bantuan GPS sangat berguna dalam memberikan informasi gejala tsunami. Lebih tepatnya peralatan GPS yang digunakan adalah GPS buoy, yang sering digunakan untuk untuk penentuan pasut lepas pantai, pasut pantai, studi pola arus, Tsunami EWS, dan lain-lain.
sistem GPS Buoy untuk Tsunami EWS banyak diperbincangkan, kemudian setelah itu juga bahkan banyak dibangun dibeberapa tempat sebagai bagian komponen system dari keseluruhan sistem EWS (Early Warning System). GPS Buoy menurut hasil percobaan, dapat mendeteksi sinyal gelombang tsunami yang muncul akibat terjadinya suatu gempa bumi di laut. Hasil dari pendeteksian ini akan dialporkan ke stasiun pemantau pusat. Selanjutnya akan diolah sebagai informasi yang akan disebarkan dalam keadaan darurat melalui GSM.
Gunung meletus
Pada saat gunung menunjukkan aktivitas yang berbahaya, maka BMG akan memberikan intruksi untuk melakukan kajian tingkat kerawanan gunung. Pada kasus seperti gunung merapi Indonesia meminta bantuan UNOSAT untuk memetakan lahan yang aman maupun yang rawan dihuni melalui satelit. Berdasarkan jalan lahar yang telah lalu, maupun arah awan panas, maka ditemukan data irisan yang penduduknya harus dievakuasi untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan.
Longsor
Penanganan terhadap masalah bahaya longsor di suatu daerah dapat dilakukan dengan langkah pemantauan (identifikasi). Pada tahun anggaran 1994/1995 Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Prasarana Jalan melaksanakan pengkajian teknik penginderaan jarak jauh dan sistem informasi geografis (SIG).
Dengan berbagai metoda evaluasi dan melalui sistem analisis overlay dengan score sistem dari berbagai parameter pendukung terjadinya bahaya longsor dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan (mengindetifikasi) besaran kualitatif potensi longsor di suatu daerah, efektif dan efisien.
Dari hasil identifikasi tersebut selain dapat digunakan sebagai mitigasi bencana alam juga dapat memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan fisik jalan.
Kebakaran hutan
Dalam menangani kasus kebakaran hutan SIG memberikan informasi luasan lahan yang terbakar, volume air yang dibutuhkan untuk memadamkan dan jalur kapal yang sesuai untuk menghindari asap kabut. Informasi ini memudahkan petugas dalam menanggulangi bertambahnya luas lahan terbakar dengan mengadakan proyek hujan buatan.
Relokasi Pasca Bencana (post-disaster plan)
Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan para korban serta mencegah memburuknya derajat kesehatan masyarakat yang terkena bencana. Pada tahapan tanggap darurat, energi yang cukup besar biasanya dicurahkan untuk evakuasi korban. Kegiatan lain yang juga sudah harus dimulai segera meliputi kesehatan lingkungan, surveilans dan pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan serta distribusi logistik kesehatan dan bahan makanan.
Problem yang seringkali terjadi kemudian adalah persoalan manajemen dan koordinasi kegiatan serta sumber daya. Alokasi tenaga kesehatan, obat-obatan dan bahan makanan memerlukan informasi yang akurat mengenai jumlah populasi dan lokasi penampungan korban. Setiap bencana memerlukan tindakan prioritas dan kebutuhan informasi yang relatif berbeda. Prioritas tindakan dan kebutuhan informasi pada waktu bencana gempa bumi akan berbeda dengan bencana banjir . Namun secara umum, informasi yang dibutuhkan pada waktu penanganan bencana adalah:
(1) wilayah serta lokasi geografis bencana dan perkiraan populasi
(2) status jalur transportasi dan sisem komunikasi
(3) ketersediaan air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi dan tempat hunian
(4) jumlah korban
(5) kerusakan, kondisi pelayanan, ketersediaan obat-obatan, peralatan medis serta tenaga di fasilitas kesehatan
(6) lokasi dan jumlah penduduk yang menjadi pengungsi dan
(7) estimasi jumlah yang mennggal dan hilang.
Pada tahap awal, tindakan kemanusiaan dan pengumpulan informasi dilakukan secara simultan. Pengumpulan data harus dilakukan secara cepat untuk menentukan tindakan prioritas yang harus dilakukan oleh manajemen bencana.
sistem GPS Buoy untuk Tsunami EWS banyak diperbincangkan, kemudian setelah itu juga bahkan banyak dibangun dibeberapa tempat sebagai bagian komponen system dari keseluruhan sistem EWS (Early Warning System). GPS Buoy menurut hasil percobaan, dapat mendeteksi sinyal gelombang tsunami yang muncul akibat terjadinya suatu gempa bumi di laut. Hasil dari pendeteksian ini akan dialporkan ke stasiun pemantau pusat. Selanjutnya akan diolah sebagai informasi yang akan disebarkan dalam keadaan darurat melalui GSM.
Gunung meletus
Pada saat gunung menunjukkan aktivitas yang berbahaya, maka BMG akan memberikan intruksi untuk melakukan kajian tingkat kerawanan gunung. Pada kasus seperti gunung merapi Indonesia meminta bantuan UNOSAT untuk memetakan lahan yang aman maupun yang rawan dihuni melalui satelit. Berdasarkan jalan lahar yang telah lalu, maupun arah awan panas, maka ditemukan data irisan yang penduduknya harus dievakuasi untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan.
Longsor
Penanganan terhadap masalah bahaya longsor di suatu daerah dapat dilakukan dengan langkah pemantauan (identifikasi). Pada tahun anggaran 1994/1995 Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Prasarana Jalan melaksanakan pengkajian teknik penginderaan jarak jauh dan sistem informasi geografis (SIG).
Dengan berbagai metoda evaluasi dan melalui sistem analisis overlay dengan score sistem dari berbagai parameter pendukung terjadinya bahaya longsor dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan (mengindetifikasi) besaran kualitatif potensi longsor di suatu daerah, efektif dan efisien.
Dari hasil identifikasi tersebut selain dapat digunakan sebagai mitigasi bencana alam juga dapat memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan fisik jalan.
Kebakaran hutan
Dalam menangani kasus kebakaran hutan SIG memberikan informasi luasan lahan yang terbakar, volume air yang dibutuhkan untuk memadamkan dan jalur kapal yang sesuai untuk menghindari asap kabut. Informasi ini memudahkan petugas dalam menanggulangi bertambahnya luas lahan terbakar dengan mengadakan proyek hujan buatan.
Relokasi Pasca Bencana (post-disaster plan)
Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan para korban serta mencegah memburuknya derajat kesehatan masyarakat yang terkena bencana. Pada tahapan tanggap darurat, energi yang cukup besar biasanya dicurahkan untuk evakuasi korban. Kegiatan lain yang juga sudah harus dimulai segera meliputi kesehatan lingkungan, surveilans dan pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan serta distribusi logistik kesehatan dan bahan makanan.
Problem yang seringkali terjadi kemudian adalah persoalan manajemen dan koordinasi kegiatan serta sumber daya. Alokasi tenaga kesehatan, obat-obatan dan bahan makanan memerlukan informasi yang akurat mengenai jumlah populasi dan lokasi penampungan korban. Setiap bencana memerlukan tindakan prioritas dan kebutuhan informasi yang relatif berbeda. Prioritas tindakan dan kebutuhan informasi pada waktu bencana gempa bumi akan berbeda dengan bencana banjir . Namun secara umum, informasi yang dibutuhkan pada waktu penanganan bencana adalah:
(1) wilayah serta lokasi geografis bencana dan perkiraan populasi
(2) status jalur transportasi dan sisem komunikasi
(3) ketersediaan air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi dan tempat hunian
(4) jumlah korban
(5) kerusakan, kondisi pelayanan, ketersediaan obat-obatan, peralatan medis serta tenaga di fasilitas kesehatan
(6) lokasi dan jumlah penduduk yang menjadi pengungsi dan
(7) estimasi jumlah yang mennggal dan hilang.
Pada tahap awal, tindakan kemanusiaan dan pengumpulan informasi dilakukan secara simultan. Pengumpulan data harus dilakukan secara cepat untuk menentukan tindakan prioritas yang harus dilakukan oleh manajemen bencana.
B. Manajemen Sumber Daya Kelautan
Pengawasan menempati posisi strategis dalam manajemen pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan. Hal ini sejalan dengan amanat untuk mempertahankan kelestarian sumberdaya, sehingga kemanfaatannya dapat berlangsung secara terus menerus. Kelestarian sumberdaya dapat diwujudkan sepanjang semua pihak pemanfaat bertanggung jawab dalam pengelolaannya, dengan menempati azas-azas, kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan yang melandasinya
C. Manajemen Eksplorasi Minyak dan Gas
SIG merupakan salah satu bentuk dari teknologi informasi yang ada sekarang ini digunakan untuk optimalisasi data potensi migas Sumatera Tengah, yang diperoleh oleh banyak pihak dengan berbagai tujuan yang berbeda. Kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk menyusun basis data dan mengintegrasikan data spasial dengan data atributnya, sehingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non spasial.
D. Manajemen Kehutanan
Perencanaan dan pengelolaan sumber daya hutan yang baik mutlak diperlukan untuk menjaga kelestariannya. Untuk itu, diperlukan informasi yang memadai yang bisa dipakai oleh pengambil keputusan, termasuk diantaranya informasi spasial.
Sistem Informasi Geografis (SIG), Penginderaan Jauh (PJ) dan Global Positioning System (GPS) merupakan tiga teknologi spasial yang sangat berguna. Sebagian besar aplikasi SIG untuk kehutanan belum mencakup hutan tropis, meskipun dalam sepuluh tahun ini aplikasi SIG untuk hutan tropis sudah mulai berkembang.
Penggunaan SIG untuk kehutanan tropis di Negara berkembang belum lama dimulai, dan cukup bervariasi antar negara, yaitu dalam hal tujuan, aplikasi, skala operasional, kesinambungan, dan pembiayaan. Semakin rumitnya proses pengambilan keputusan dalam berbagai aspek pengelolaan hutan membuat kebutuhan akan informasi semakin esensial. Informasi bisa dilihat sebagai input dasar dari perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan dan evaluasi. Tidak adanya dan tidak layaknya informasi bisa berakibat fatal pada program dan proyek kehutanan tropis. scanner, plotter, printer, sedangkan perangkat lunak bisa dipilih baik yang komersial maupun yang tersedia dengan bebas.
E. Manajemen Kota dan Polusi
Lokasi dari utilitas-utilitas (gedung) yang akan dibangun didaerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentu yang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: diluar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, erjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya (gambar 9). Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada diluar dan didalam suatu area, kriteria-kriteria ini nanti akan digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria.
F. Aplikasi dengan Arsitektur kota
Setelah dikaji antara unsur alam dan bangunan yang sesuai, maka data spasial dari SIG akan diaplikasikan dalam perencanaan tata kota. Ketinggian bangunan jugamemerlukan informasi tentang struktur dan kerapatan tanah. Selain itu, bangunan harus sehat secara fisik maupun psikis dengan indikasi tersedianya area hijau yang menetralisir kemungkinan udara terpolusi.
G. Pencemaran Air
Data SIG yang menunjukkan tingkat pencemaran di suatu lahan akan memudahkan para ahli dalam mengisolasi dan selanjutnya untuk merelokasi lahan tersebut. Data SIG yang akurat sangat dibutuhkan untuk merelokasi pencemaran sungai mengingat air adalah bahan yang mengalir dan sulit untuk diisolasi.
INGIN BEBAS BENCANA, DAKWAHKAN AGAMA !
Dari Hudzaifah bin al-Yaman RA. dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Demi zat yang jiwaku dalam genggaman-Nya, Kalian harus menyuruh pada ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar atau (jika tidak), Allah akan mengirim pada kalian azab dari-Nya, kemudian kalian berdoa (meminta pertolongan kepada-Nya) tetapi Dia tidak menerima Do'a kalian". (Hr. Tirmidzi. Katanya, "ini hadist hasan, " Bab Tentang amar ma'ruf nahi mungkar, hadist nomor :169)
Dari Jabir RA. berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, "Allah azza wajalla memerintahkan malaikat Jibril AS, " Balikkan kota ini dan ini berikut penduuknya!" Jibril AS melaporkan, "wahai RAbb-ku, di antara mereka ada seorang hamba-Mu, si-fulan yang tidak pernah bermaksiat pada-Mu sekejap matapun." Maka Allah SWT. Memerintahkan pada Jibril AS," Balikkan kota itu ke atas orang tersebut, lalu ke atas para penduduknya, karena wajahnya tidak pernah berubah sedikitpun. ( Yakni tidak pernah berkerut memikirkan hamba-hambaKu yang tidak taat) (misykaatul mashobih, nomor 5515)
Dari Hudzaifah bin al-Yaman RA. dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Demi zat yang jiwaku dalam genggaman-Nya, Kalian harus menyuruh pada ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar atau (jika tidak), Allah akan mengirim pada kalian azab dari-Nya, kemudian kalian berdoa (meminta pertolongan kepada-Nya) tetapi Dia tidak menerima Do'a kalian". (Hr. Tirmidzi. Katanya, "ini hadist hasan, " Bab Tentang amar ma'ruf nahi mungkar, hadist nomor :169)
Dari Jabir RA. berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, "Allah azza wajalla memerintahkan malaikat Jibril AS, " Balikkan kota ini dan ini berikut penduuknya!" Jibril AS melaporkan, "wahai RAbb-ku, di antara mereka ada seorang hamba-Mu, si-fulan yang tidak pernah bermaksiat pada-Mu sekejap matapun." Maka Allah SWT. Memerintahkan pada Jibril AS," Balikkan kota itu ke atas orang tersebut, lalu ke atas para penduduknya, karena wajahnya tidak pernah berubah sedikitpun. ( Yakni tidak pernah berkerut memikirkan hamba-hambaKu yang tidak taat) (misykaatul mashobih, nomor 5515)
TEKNOLOGI TANPA IMAN MENIBULKAN KESOMBONGAN
IMAN TANPA TEKNOLOGI MENIMBULKAN KEBODOHAN
TEKNOLOGI BERBASIS IMAN SUKSES MERAIH KERIDHOAN
* Neezam adalah nama pena dari Iqrok Wahyu Perdana, Anggota Azzam Islamic Research
^Disarikan dari KIM (Kajian Ilmiah Mingguan) Oleh Iqrak Wahyu Perdana
^^Publikasi dengan sedikit modifikasi tanpa mengurangi maksud, amanat, serta tujuan penulisan ini.
No comments:
Post a Comment
Isi dengan Hati Nurani anda tentang artikel/berita yang anda baca.